My History

Sebuah Nama

Namaku Yarsi Qomari Anwar el-Ishaqy, biasa akrab dipanggil "yars" tapi dikenal dengan sebutan "Chomenk". Aku adalah sarjana Theologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Almamater Pondok Pesantren Daar el-Qolam 1999 di Gintung Tangerang Banten.

Entah mengapa banyak yang bilang aku seorang penyair, tapi aku bukan penyair. Namun motivasi dari merekalah kini aku bisa merangkai ribuan kata, layaknya seperti penyair terkenal. Aku juga ingin menjadi seperti mereka. Tapi aku tak yakin bahwa karyaku ini bermanfaat bagi orang lain.

Namun aku puas dengan hasil karyaku. Awal karya-karya ku adalah hasil dari pengalaman hidupku yang penuh dengan berbagai macam romantika kehidupan cinta, cita-cita, persahabatan, sampai pada problem keluarga.

Aku bersyukur dilahirkan dalam sebuah keluarga yang sederhana. Dalam silsilah keluarga, aku anak ke-enam dari enam bersaudara, aku adalah anak kembar, sayang Allah memanggil saudara kembarku kepangkuan-Nya waktu aku baru dilahirkan.

Alhamdulillah aku diasuh oleh orang tuaku dengan penuh kasih sayang dan dididiknya dengan pendidikan yang moderat. Dari keduanya, ayahku yang sangat menyayangiku. Hingga akhirnya usiaku bertambah, aku semakin dewasa, akan tetapi di saat aku beranjak dewasa, tiga bulan setelah ku mulai memasuki bangku perkuliahan, Allah memanggil jua ayahku tercinta.

Semenjak itulah kehidupanku mulai berubah, Aku mulai labil; dari penampilan yang urakan, slengean, cuek, hingga Aku tampil apa adanya. Aku mencoba untuk bebas, mandiri, Aku mencoba untuk bisa belajar dari jejak pengalaman ayahku yang seorang perantau.

My History...

Menapaki suasana Jakarta yang kian padat penghuninya membuatku merasa bosan dan ingin mencari suasana baru. Aku ingin pergi kemana kaki ini melangkah, jauh dari rumah, tapi aku berfikir aku tak tahu harus pergi kemana. Akhirnya Tuhan memberikan jawaban. akhirnya keluargaku menginginkan "nyantren" alias "mondok" katanya biar aku jadi kyai biar bisa jadi da'i. Walaupun sempat ku menolak permintaan itu, dengan terpaksa Aku hijrah ke Pondok Pesantren Gintung Balaraja Tangerang Banten.

Keinginan tuk pergi jauh dari rumah akhirnya "kesampean" tapi lucunya, aku masih ingat; aku menangis ketika hari pertama ditinggalkan oleh keluargaku, hari terus berlalu tak terasa kini sudah empat tahun ku jalani. Di tempat itulah aku menimba ilmu agama. Waktu semakin cepat berlalu tak terasa hingga hari terus berganti umur terus bertambah kujalani keseharianku menapaki aral kehidupan dan menjajaki masa-masa itu, kuisi dengan pendalaman ilmu agama.

Namun di balik itu semua, keinginan untuk hidup bebas, tak mengurungkan niatku untuk terus berpacu melawan tradisi, hanya sekedar untuk bisa menyenangkan hatiku tanpa harus terikat akan suatu aturan hidup. Kesenangan dan kebebasan yang kujalani silih berganti seiring dengan romantika cinta, khayalan cita-cita, dinamika persahabatan, hingga berujung pada problem keluarga yang terus menghantui perjalanan hidupku. Semuanya itu berbaur dalam perasaan yang akhirnya kutumpahkan semua imagi dan kejujuranku dalam bentuk tulisan.

Berawal dari kisah kasih di Pondok pesantren tak jauh berbeda dengan teman-teman sebayaku di sekolah umum lainnya. Pernah ku tersebit bahwa belajar di Ponpes hanya sebatas menggeluti agama, agama dan agama, namun tidak sama sekali. Justru di Ponpes itulah aku bebas berekspresi, bebas menentukan pilihan, bebas menjadi apa aku nanti.

Dari kebebasan itulah, aku mengawali hidup dengan mencurahkan hatiku tuk mencoba ungkapkan perasaan lewat kata, akhirnya ku tulis dalam bentuk diary. Walaupun banyak kucantumkan isi hati, sampai petuah sang kyai, hingga akhirnya ku melihat seorang wanita yang membuat hatiku kosong kini ada rasa, dia berinisial R". Terlalu lama ku ingin mengungkapkan rasa cintaku padanya, disaat itulah aku juga mengenal DNS" dan U". Diantara keduanya, satu yang kuanggap sebagai adik angkat, karena salah satu diantara mereka - aku ada rasa -, dia adalah DNS". Sungguh aku bingung jadinya,akan tetapi dia adalah adik kelasku, terpaksa aku pendam rasa cintaku ini padanya untuk sementara, karena "D" adalah cinta pertama bagiku semasa di bangku sekolah di "penjara suci" - walaupun ku belum sempat mengungkapkan kata cinta padanya - tapi ada saja masalah datang entah aku harus bagaimana. Karena aku harus memilih satu diantara keduanya.

Akhirnya, kuungkapkan kata cinta ini pada R", lewat surat, layaknya masa Siti Nurbaya. Lama kutunggu jawaban itu, tak terasa kemudian dia menerimaku, walaupun hanya sebatas cinta dalam batas jarak ruang dan waktu. Hanya bisa diungkapkan dengan perasaan walaupun tak pernah tersentuh oleh sentuhan. Ku mencoba menulis syair yang berjudul CINTA KITA;

...
Angan-angan ku rasa jauh tinggi melayang
kenangan yang indah selalu kubayangkan
semua yang tlah hilang terpendam dalam khayalan
terlukiskan bayangan tentang semua impian kita

bila ku melihat kenyataan dirimu
semua tentang cinta tercurah kepadaku
selalu aku bawa dengan hati tercipta
suka duka bersama iringi cinta kita berdua

saling cinta apa adanya
selalu setia melangkah bersama
walau tersiksa akan cobaan duka
tulusnya cinta untuk hidup kita berdua ...

Hari terus berganti, kesibukan terus ku lalui, entah kenapa aku terus membayangkan D", Karena pikiran ini terus terbayang, saat itu pulalah aku mencoba mengirimkan surat padanya, akan tetapi dia menganggapku sebagai kaka angkat, tapi ku coba untuk menjelaskannya. Belum sempat ku sampaikan surat terakhir itu padanya, aku berpisah dengannya. Terpisahkan oleh ruang dan waktu, karena saat itu tibalah aku di wisuda. Sampai detik ini pun aku masih menunggu, bagiku Tuhan memisahkan Aku dan dia adalah sesuatu hikmah yang tersembunyi, dan mungkin itulah jalan yang terbaik untukku, entah. Tapi ku berusaha tuk mengobati rasa rinduku padanya dengan memulai perjalanan cintaku dengan yang lain.

Kemudian setelah ku memulai kehidupanku yang baru di jenjang masa kuliah. Ku mencari pengalaman bersama teman-temanku dari satu kampus ke kampus yang lain. Dari Trisakti, UI, hingga Mercu Buana, dari Untar, unas, Budi Luhur, sampai BSI. Nah, dari Kampus itulah Aku bertemu dengan seorang yang pernah ku cinta. Wanita bernama RN, - seorang mahasiswi BSI - pertemuan ku di BSI Salemba menumbuhkan benih perasaan hatiku padanya sampai akhirnya ku jatuh cinta dengannya.

Dari jalinan cinta tersebut aku dipaksakan untuk membuat suatu syair untuknya, Alhamdulillah darinya: syair pertamaku tercipta ku beri judul "PUISI DARI SEORANG YANG MERINDUKAN" :

Belum sempat ku kukirimkan puisi itu padanya, tapi dia terlanjur mencampakkanku hingga ia memberi kabar bahwa ia akan bertunangan. Tak pernah kubayangkan sebelumnya karena aku dan dia mencoba tuk berjanji tuk merajut impian berdua menggapai masa depan. Aku memberanikan diri kupertemukan dia dengan keluargaku walaupun dalam suasana yang haru, di rumah sakit Cipto Mangunkusumo Salemba. Karena saat itu kakakku berada dalam perawatan untuk melahirkan. Aku harus menjaganya. Akhirnya kupertemukan dia dengan kakakku dan orang tuaku. Melihat hal itu terbayang olehnya bahwa ia pernah menginginkan apabila ia menjadi istriku dia berkata "bila nanti kita punya sang buah hati moga Tuhan memberikan buah hati kita dengan menamainya Najwa Alaya Shifa. sungguh indah nama itu.

Tapi itu hanya khayal dan kebohongan belaka, ia telah ingkar janji. Walau sakit hatiku begitu dalam, walau perih kurasakan dia mempermainkanku, aku mengalah, dan aku hanya bisa berdo’a semoga ia bahagia.

Akhirnya nama dari sang buah hati itu, ku berikan pada kakakku tercinta yang pada hari itu Alhamdulillah Tuhan memberikan kehidupan pada buah hatinya yang baru lahir. Hingga kakakku mempercayakanku untuk memberikan nama padanya yaitu “Najwa Alaya Shifa”. Nama tersebut adalah awal kisah sedih cintaku dan bagiku hanya untuk mengenang perpisahanku dengan dia walaupun lewat nama.

Dari kejadian itulah mulai ku niatkan hatiku untuk terus bertahan dan jari-jari tanganku mulai berkata untuk merangkai kata, dan memendam kenangan itu dalam-dalam, tapi tetap saja menjadi kenangan yang tak pernah bisa hilang.

Ku bersyukur dari kejadian itulah, Tuhan memberiku jalan yang misterius. Aku merasa diriku menjadi seorang yang tegar. Mungkin perlahan Tuhan memberiku petunjuk, untuk bisa terus ceria. Dari situlah aku mulai menulis lagu dan puisi walaupun hanya untuk diriku sendiri. Kembali aku di beri petunjuknya, sampai detik ini pun Aku mencari jati diriku, menjadi diriku sendiri, ku mulai untuk mengetahui siapa diriku.

selanjutnya_ON THE CAMPUS...
this history still in progress....off dulu akh %$^%*&