Novel

SUATU KISAH...[Kisah Kabut Ungu di bawah Birunya Air Laut]
by: Kazoel (Ika Zuliana)

Suatu kisah kabut ungu yang slalu merajut rindu, apakah pula halnya denganmu wahai sayang. Bolehkah aku memanggilmu sayang sebab aku sayang kamu dan begitu menyayangimu. Maaf bila aku slalu bertanya akan rasa sayangmu kepadaku, aku merasakan sayangmu hanya saja aku takut, wajarkah bila aku merasa takut kehilanganmu karena aku lebih merasa takut pada rasa takut itu sendiri, karna di saat aku merasa takut kehilanganmu justru aku telah kehilanganmu. Manusiawikah bila ku merasa takut untuk merasakan sakit lagi, terhempas pada rasa sakit yang terasa seakan tiada terbatas dan berdasar. Sebab setelah beberapa lama kau akan mengerti perbedaan tipis antara menggandeng tangan dan membelenggu jiwa. Dan datang kemengertianmu bahwa cinta bukan berarti bersandar dan teman bukan berarti aman. Juga ketika kamu mengerti bahwa ciuman bukanlah kontrak dan hadiah bukanlah janji.

Sayang...

Ketika kesadaran itu menghampirimu wajarkah bila kamu atau aku takut. ku kira manusiawi asal jangan overdosis. Kekasihku tersayang.. wajar dan bolehkah aku kembali menghadirkan khawatir yang dulu pernah menghuni kedalam hatiku. Aku sadar kau ataupun aku bukanlah yang pertama dalam kisah kalbu masing masing Tetapi bagiku menyayangimu menghadirkan kembali impuls perasaan terdalamku yang begitu kurindukan kembali hadirnya yaitu kasih. Ya..rasa kasih dan rasa sayang yang sempat mengembara mencari arah, sebab arah berkhianat dan meninggalkannya yang kemudian rasa itu kini kembali pulang mengetuk pintuku. Pintu kalbuku dengan kelembutannya yang tak pernah hilang tetap menjadi ciri khasnya di mana ia tak sendiri tetapi direngkuhnya pula tawa yang telah berkawan dengan ceria.

Sayang...

Aku tak perduli burung-burung bisa terbang, aku tak perduli ikan-ikan mampu berenang, aku tak perduli malam bersekutu dengan misteri, aku juga tak perduli mentari berkawan dengan terik dan pula tak perduliku dengan angin yang berasyik mahsyuk dengan titipan rindu dari sang pecinta sebagaimana aku tak perduli kamu suka atau tidak, kamu terhina atau tidak, kamu bekeberatan atau tidak, aku akan tetap berteriak dengan lantang dalam kabin hatiku hinga semua mampu berpendar menjadi gema bahwa aku sayang kamu bahwa aku cinta kamu. Sayang.. Maafkan dengan kekanakanku, maklumi aku dengan keluguanku pahami aku dengan kerinduanku.

Aku ga minta banyak ko, aku hanya minta ketika segenap orang menjadi jahat kepadaku jadilah satu orang yang baik padaku. Ketika semesta orang tak perduli padaku jadilah satu orang yang perduli padaku, ketika sebagian besar orang enggan mendengarkanku sudilah menyediakan keikhlasanmu mendengarkanku, ketika waktu banyak berbohong dan berlagak sombong jadilah satu orang yang jujur padaku, ketika kerapuhan merajai tahtaku sudilah menyediakan bahumu untukku bersandar.

Jadilah orang yang tidak melarangku menangis ketika bersedih dan melarangku tertawa ketika bahagia. Dan menjadi satu orang yang mampu memaafkanku ketika aku alpa sebagai berkarib ria dengan kesalahan juga menjadi satu orang yang sudi menerimaku apa adanya ketika semua orang lupa bahwa aku manusia yang terlepas dari kesempurnaan. Aku senang kau mengajakku dalam tertawamu, senyummu, kesenanganmu, bahagiamu, karna dengan bergitu kau turut mengajakku bertahta di dunia gembiramu tetapi pula ku bersedih dan rendah diri sebab kau meng-gameover-kanku di dunia bimbang dan sedihmu.Aku menjadi ratu di istana bahagiamu namun menjadi budak di puri kemurunganmu yang tak pernah boleh tahu "rahasia terbesar ataupun terkecil" sang majikan

Sayang...

Aku aku gak mau menjadi bebanmu, menjadi mak-comblangmu dengan kesedihan dan keresahan. Jembatan yang menghubungkanmu dengan dimensi kesedihan. tetapi aku ingin menjadi orang yang kau harapkan, orang yang kau kasihi, orang yang kau sayangi, orang yang kau cintai. Pantaskah aku dan bolehkah aku?

Sayangku Tercinta...

Bolehkah aku menjadi bagian dari cerita ataupun kisah hidupmu karena ku tahu hidup ini bukan tentang mengumpulkan nilai. bukan tentang berapa banyak orang yang menelponku. bukan tentang siapa pacarku, bekas pacarku atau oarang yang belum aku pacari. bukan tentang siapa yang telah ku cium atau wanita mana yang menyukaiku. bukan tentang sepatuku atau rambutku atau warna kulitku atau tempat tinggalku atau kuliahku. bahkan juga bukan tentang nilai-nilai ujianku, uang dan baju.

Hidup ini bukan tentang apakah ku memiliki banyak teman atau apakah ku seorang diri dan bukan tentang apakah aku diterima atau tidak diterima oleh lingkunganku. Hidup bukanlah tentang itu. Namun hidup ini adalah tentang siapa ynag kucintai dan kusakiti. Tentang bagaimana perasaaanku tentang diriku sendiri. tentang kepercayaan kebahagiaan dan belas kasih.

hidup adalah tentang menghindari rasa cemburu. mengatasai rasa tak peduli dan membina kepercayaaan. tentang apa yang kukatakan dan yang kau maksudkan, tentang menghargai orang apa adanya dan bukan karena apa yang dimilikinya. dan yang tepenting hidup ini adalah tentang memilih untuk menggunakan hidupku untuk menyentuh hidup orang lain dengan cara yang tak bisa digantikan dengan cara lain. hidup adalah tentang pilihan-pilihan itu. sebagaimana aku ingin menyentuh hidupmu dengan caraku, itupun bila diperkenankan. Izinkan aku tak hanya hadir dalam dunia riangmu tetapi juga hadir dalam dunia sedihmu.

Sayang...

Mungkin kau telah lebih dulu mengerti bahwa pecinta takkan mengingkari cintanaya, karena ia telah lebih dulu mencintai cinta itu sendiri. kau pun mungkin tahu kalau pecinta takkan terbang meninggalkan yang dicintainya sebab ia telah menitipkan hartanya yang paling berharga yakni hati penuh cinta. dan apakah kau juga tahu pecinta takkan mampu membenci orang yang dicintainya secara murni sebab pecinta telah hidup atau mungkin memaksa keinginan tuk hidup terus bersemayam. demi orang yang dicintainya dan cinta itu sendiri karena yang dicintainya itu telah menjadi muara tujuannya dan dengan itulah sang pecinta tetap hidup walau lara menemaninya. Pantaskah aku menjadi orang yang kau sayangi dan kau cintai?

Sayangku Cintaku...

Jangan menyuruhku bertanya pada rumput yang bergoyang ataupun bulan yang benderang dan bintang yang berkelip genit karena yang tahu jawabannya hanya matra pada ruang hatimu.

yars_at home